BAB I
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
1. Mempelajari
hukum ohm
2. Menentukan
hambatan dalam dari Amperemeter dan Voltmeter
3. Menentukan
hambatan jenis kawat
1.2 LANDASAN
TEORI
Hukum
ohm dinyatakan oleh george ohm dan berbunyi : Besarnya kuat arus yang ada pada
suatu penghantar berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan antar
kedua ujung penghantar tersebut.
Hukum
ohm
menggambarkan bagaimana , arus , tegangan , dan tahanan berhubungan. Secara
ekserimental george ohm menyatakn jika nilai tegangan yang melewati sebuah tahanan
bertambah nilainya. Dan begitu sebaliknya . Secara matematis hukum ohm dirumuskan
V
= I. R
Dimana :
V=
tegangan (volt)
I=
Kuat arus ( ampere )
R=Tahanan
atau hambatan (ohm)
Konstanta-
konstanta atau besaran diatas yaitu V (tegangan) dan I (kuat arus) dapat diukur
menggunakan suatu alat yaitu Amperemeter untuk kuat arus dan Voltmeter untuk
tegangan.
Untuk
mengukur suatu kuat arus yang mengalir amperemeter disusun sedara seri pada
rangkaian sementara untuk mengatur tegangan voltmeter dipasang seri pada
rangkaian , seperti :
1 pemasangan voltmeter 2 pemasangan
amperemeter
(a)
(b)
Tetapi
pengukuran serempak ini memiliki kelmahan masing masing.dimana pada gambar (a)
voltmeter mengukur tegangan ujung ujung E , tetapi amperemeter tidak mengukur arus yang melalui
R. Dan sebaliknya pada gambar (b) amperemeter mengukur arus melalui R, tetapi
voltmeter tidak mengukur tegangan di
ujung ujung tahanan R.
Jadi
jika pengukuran arus yang dimaksu melalui R dan tegangan yang dimaksud adalah
tegangan pada ujung ujung R, maka gambar (a) maupun (b) hanya satu alat yang
berfungsi tepat.Untuk itu hasil pengukuran perlu dikoreksi dan untuk
mengoreksinya perlu diketahui hambatan dalam dari alat ukut tersebut
(amperemeter dan voltmeter)
Baik
amperemeter maupun voltmeter hambatan dalamnya masing masing dapat diukur.
1.
Pengukuran hambatan dalam pada
amperemeter
a.
Jika rangkaian seperti gambar 1 , kalau
hasil pengukuran voltmeter adalah V dan
hasil pengukuran amperemeter adalah I. Maka hambatan dalam amperemeter adalah R
= V/I
b.
Jika rangkaian memiliki 2 hambatan ,
yaitu sebelum Ra dipasang paralel dengan voltmeter dan setelah R dipasang maka
:
Rx = Va/Ia
Va = Ia x Rx
Va = Ia x (R+Ra)
Ra = - R
dimana :
Va = V sebelum pemasangan R
Ia = I sebelum pemasangan R
R = Tahanan
Ra = Tahanan dalam amperemeter
Rx = Va/Ia
Va = Ia x Rx
Va = Ia x (R+Ra)
Ra = - R
dimana :
Va = V sebelum pemasangan R
Ia = I sebelum pemasangan R
R = Tahanan
Ra = Tahanan dalam amperemeter
2.
Pengukuran hambatan dalam pada voltmeter
Prinsip keduanya
sama dengan amperemeter , hanya saja jika pada rangkaian kedua :
Rx =
dimana :
Rv = tahanan dalam voltmeter
dalam pengukuran hambatan pasti menggunakan suatu penghantar. Dan hambatan suatu penghantar dipeengaruhi oleh panjang ( L) , luas penampan (a) , hambatan jenis (ρ) . dan dalam persamaannya dapat dihitung :
R =ρ . L/A
dimana :
R dalam ohm ( Ω )
ρ daam ohm-meter (Ωm)
L dalam meter (m)
A dalam meter persegi (m2)
Hambatan jenis sendiri (ρ) merupakan konstanta pembanding atau yang disebut resitivitas dan bergantung pada bahan yang digunakan. Nilai nilai tersebut sebagian bergantung pada kemurnian , perlakuan kalor , temperatur , dan faktor faktor lainnya . misalnya perak memiliki hambatan jenis yang paling rendah dengan nilai hambatan 1,59 x 10-8 , dan tembaga yang nilainya mendekati perak 1,68 x 10-8 dan banyak lainnya . dan perlu diingat nilai hambatan jenisnya ini sangat bergantung pada ada atau tidaknya ketidakmurnian sekecil apapun itu. Sementara itu untuk nilai hambatan jenis yang dipengaruhi oleh suhu dapat ditentukan dengan :
ρt = ρo
dimana :
ρt = hambatan jenis akhirnya saat temperatur T (Ωm)
ρo = hambatan jenis awalnya saat temperatur To (Ωm)
α = koefisien tempertur hambatan jens ( /)
T = suhu akhir (
To= suhu awal ()
pengaruh suhu atau temperatur ini juga mempengaruhi nilai pada resistor sehingga adanya penggolongn darah ohmik dan daerah non ohmik . dimana daerah ohmik yaitu hukum yang berlku pada resistor (bernilai konstan) karena itu dipengaruhi dan mempengaruhi nilai V dan I . sehingga V dan I sebanding. Sementara daerah non ohmik ialah dimana nilai R (resistor atau hambatan) tersebut berubah ubah , bisa jadi disebabkan faktor hambatan jeni yang ikut dipengaruhi oleh suhu atau temperatur.
Nilai R yang diukur melalui amperemeter dan voltmeter lebih dominan digunakan. Kedua alat ukur ini mengukur arus dan tegangan sehingga mendapat nilai R dalam hubungan perhitungan hkum ohm. Dan sekarang ini kedua alat ukur tersebut telah diintegrasikan ke dalam suatu alat yang diberi na,a multimeter. Selain kedua besran diatas, multimeter juga dapat digunakan untuk mengukur besarnya hambatan.
multimeter memiliki berbagai fungsi dan dalam pembahasan ini dititikberatkan dalam pengukuran tahanan atau hambatan . dimana multimeter bekerja dari analog menjadi digital , atau digital ke analog dengan menerjemahkan perintah yang diinputkan.
Adapun multimeter terdiri dari
1. Ground untuk melakukan berbagai pengukuran
2. Ground untuk pngukuran arus AC dan DC ITA
3. Ground untuk pengukuran tahanan
4. Ground untuk pengukuran tegangan AC dan DC 1000 V
5. Ground untuk pengukuran tegangan dan arus dengan batas 1,5 A dan 500 V
Pada multimeter jika alat/harga , nilai besaran yang diukur melebihi kapasitas batas ukur multimter maka alat ini akan rusak. Namun Jika besaran tesebut nilainya jauh di bawah nilai batas ukur , maka pengukuran akan jauh dari teliti.
Selain mengukur nilainya tentu kita harus tau cara untuk membaca nilai resistor tersebt arena fungsinya yang dominan dalam pembatasan aliran arus listrik.
Resistor yang tersedia biasanya diketahui nilainya melalui pita warna yang ada dipermukaan resistor tersebut.
Rx =
dimana :
Rv = tahanan dalam voltmeter
dalam pengukuran hambatan pasti menggunakan suatu penghantar. Dan hambatan suatu penghantar dipeengaruhi oleh panjang ( L) , luas penampan (a) , hambatan jenis (ρ) . dan dalam persamaannya dapat dihitung :
R =ρ . L/A
dimana :
R dalam ohm ( Ω )
ρ daam ohm-meter (Ωm)
L dalam meter (m)
A dalam meter persegi (m2)
Hambatan jenis sendiri (ρ) merupakan konstanta pembanding atau yang disebut resitivitas dan bergantung pada bahan yang digunakan. Nilai nilai tersebut sebagian bergantung pada kemurnian , perlakuan kalor , temperatur , dan faktor faktor lainnya . misalnya perak memiliki hambatan jenis yang paling rendah dengan nilai hambatan 1,59 x 10-8 , dan tembaga yang nilainya mendekati perak 1,68 x 10-8 dan banyak lainnya . dan perlu diingat nilai hambatan jenisnya ini sangat bergantung pada ada atau tidaknya ketidakmurnian sekecil apapun itu. Sementara itu untuk nilai hambatan jenis yang dipengaruhi oleh suhu dapat ditentukan dengan :
ρt = ρo
dimana :
ρt = hambatan jenis akhirnya saat temperatur T (Ωm)
ρo = hambatan jenis awalnya saat temperatur To (Ωm)
α = koefisien tempertur hambatan jens ( /)
T = suhu akhir (
To= suhu awal ()
pengaruh suhu atau temperatur ini juga mempengaruhi nilai pada resistor sehingga adanya penggolongn darah ohmik dan daerah non ohmik . dimana daerah ohmik yaitu hukum yang berlku pada resistor (bernilai konstan) karena itu dipengaruhi dan mempengaruhi nilai V dan I . sehingga V dan I sebanding. Sementara daerah non ohmik ialah dimana nilai R (resistor atau hambatan) tersebut berubah ubah , bisa jadi disebabkan faktor hambatan jeni yang ikut dipengaruhi oleh suhu atau temperatur.
Nilai R yang diukur melalui amperemeter dan voltmeter lebih dominan digunakan. Kedua alat ukur ini mengukur arus dan tegangan sehingga mendapat nilai R dalam hubungan perhitungan hkum ohm. Dan sekarang ini kedua alat ukur tersebut telah diintegrasikan ke dalam suatu alat yang diberi na,a multimeter. Selain kedua besran diatas, multimeter juga dapat digunakan untuk mengukur besarnya hambatan.
multimeter memiliki berbagai fungsi dan dalam pembahasan ini dititikberatkan dalam pengukuran tahanan atau hambatan . dimana multimeter bekerja dari analog menjadi digital , atau digital ke analog dengan menerjemahkan perintah yang diinputkan.
Adapun multimeter terdiri dari
1. Ground untuk melakukan berbagai pengukuran
2. Ground untuk pngukuran arus AC dan DC ITA
3. Ground untuk pengukuran tahanan
4. Ground untuk pengukuran tegangan AC dan DC 1000 V
5. Ground untuk pengukuran tegangan dan arus dengan batas 1,5 A dan 500 V
Pada multimeter jika alat/harga , nilai besaran yang diukur melebihi kapasitas batas ukur multimter maka alat ini akan rusak. Namun Jika besaran tesebut nilainya jauh di bawah nilai batas ukur , maka pengukuran akan jauh dari teliti.
Selain mengukur nilainya tentu kita harus tau cara untuk membaca nilai resistor tersebt arena fungsinya yang dominan dalam pembatasan aliran arus listrik.
Resistor yang tersedia biasanya diketahui nilainya melalui pita warna yang ada dipermukaan resistor tersebut.
Tabel
Pita Warna Resistor
WARNA
|
ANGKA
|
FAKTOR KALI
|
TOLERANSI
|
HITAM
COKLAT MERAH JINGGA KUNING HIJAU BIRU UNGU ABU-ABU PUTIH EMAS PERAK TIDAK BEWARNA |
0
1 2 3 4 5 6
7
8
9
|
1
101 102 103
104
105 106 107 108
109
10-1 10-2 |
1% 5% 10% 20% |
Bila :
A B C D A B
C D E
maka : R= AB X 10C D maka : R = ABC X10D
E
BAB II
PROSEDUR KERJA
2.1
ALAT DAN BAHAN
1. Multimeter
digunakan untuk mengukur arus
dan tegangan pada voltmeter dan
amperemeter
2. Power Supply variable
digunakan sebagai sumber energy
3. Rangkaian Hambatan
digunakan sebagai tahanan dalam rangkaian
4. Kawat Penghantar
digunakan sebagai penghantar dalam pengaliran I dan V
2.2
CARA KERJA
A. Menentukan Hambatan dalam
Amperemeter
1. Rangkaian disusun seperti
gambar berikut dengan R adalah
hambatan standar
+ -
2.
Besar tegangan yang digunakan ditentukan
3.
R diganti sebanyak lima kali
4.
Arus yang melalui amperemeter dicatat
B.
Mengukur Hambatan dalam Voltmeter
1. Rangkaian disusun seperti gambar
percobaan dengan R adalah
hambatan standar
+ -
2. Tegangan sumber diubah, R diubah
sebanyak lima kali
3. Besar arus yang melewati
amperemeter dicatat
4. Besar tegangan pada voltmeter dicatat
C.
Mengukur Hambatan dari Kawat penghantar
1. Rangkaian disusun seperti gambar
percobaan dengan R diganti
diganti dengan kawat penghantar
2. Panjang diameter kawat dicatat
3. Besar tegangan diubah
4. Arus yang melewati amperemeter
dicatat
5. Besar tegangan pada voltmeter
dicatat
6. Langkah 1 sampai dengan 5 diulang
untuk berbagai diameter
dan panjang kawat
2.3 SKEMA ALAT
KETERANGAN
1.
Kawat Geser
2.
Power Supply
3.
Multimeter
4.
Resistor
5.
Amperemeter
6.
Voltmeter
7.
Mikrometer Sekrup
8. Kabel
Penghubung
BAB
III
DATA
DAN PEMBAHASAN
3.1
Jurnal
JURNAL
HAMBATAN LISTRIK
(L5)
A. Membaca
Nilai Resistor
No.
|
Deskripsi
|
Warna 1
|
Warna 2
|
Warna 3
|
Warna 4
|
Warna 5
|
Rterukur (Ω)
|
Rterbaca (Ω)
|
1.
|
|
COKLAT
|
HIJAU
|
COKLAT
|
EMAS
|
|
151
|
150 ± 5%
|
2.
|
|
MERAH
|
UNGU
|
COKLAT
|
EMAS
|
|
272
|
270 ± 5%
|
3.
|
|
COKLAT
|
HIJAU
|
MERAH
|
EMAS
|
|
1539
|
1500±5%
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B. Menentukan
Hambatan Dalam Amperemeter
No.
|
Deskripsi
|
E (V)
|
I (A)
|
R (Ω)
|
1.
|
|
3
|
0,04
|
86
|
2.
|
|
3
|
0,18
|
16,5
|
3.
|
|
3
|
0,02
|
196,2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C. Menentukan
Hambatan Dalam Voltmeter
No.
|
deskripsi
|
V (Volt)
|
I (A)
|
R (Ω)
|
1.
|
|
2,6
|
0,02
|
151
|
2.
|
|
2,6
|
0,011
|
272
|
3.
|
|
2,6
|
0,002
|
1539
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
D. Menentukan
hambatan jenis Kawat Penghantar
No.
|
Deskripsi
|
L (cm)
|
A (cm2)
|
V (Volt)
|
I (Amperemeter)
|
R (Ω)
|
1.
|
|
50
|
0,002
|
0,4
|
1,2
|
0,33
|
2.
|
|
100
|
0,002
|
0,5
|
1,0
|
0,5
|
3.
|
|
150
|
0,002
|
0,6
|
0,8
|
0,75
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.2
Perhitungan
A. Menentukan nilai resistor
Resistor 1
Warna 1
= Coklat
Warna 2
= Hijau
Warna 3
= Coklat
Warna 4
= Emas
Rterukur = 151 ohm
Rterbaca= 150 ± 5% ohm = 142,5 ohm s/d
157,5 ohm
TABEL
No.
|
Warna1
|
Warna2
|
Warna3
|
Warna4
|
Rterukur(Ω)
|
Rterbaca(Ω)
|
1.
|
Coklat
|
Hijau
|
Coklat
|
Emas
|
151
|
150
± 5%
|
2.
|
Merah
|
Ungu
|
Coklat
|
Emas
|
272
|
272
± 5%
|
3.
|
Coklat
|
Hijau
|
Merah
|
Emas
|
1539
|
1539
± 5%
|
B. Menentukan hambatan dalam amperemeter
∑ = 3 V R
= 86 ohm
I =
0,04 A Ra= - R =
-11 ohm
TABEL
No.
|
∑
(volt)
|
I
(A)
|
R
(ohm)
|
Ra(ohm)
|
1.
|
3
|
0,04
|
86
|
-11
|
2.
|
3
|
0.18
|
16,5
|
0,167
|
3.
|
3
|
0,02
|
196,2
|
-46,2
|
C. Menentukan hambatan dalam voltmeter
R =
151 ohm ∑
= 3 V
I
= 0,02 A V
= 2,6 V
rV = = -7400 ohm
No.
|
∑
(volt)
|
I
(A)
|
V
(volt)
|
R
(ohm)
|
rV
(ohm)
|
1.
|
3
|
0,02
|
2,6
|
151
|
-7460
|
2.
|
3
|
0,011
|
2,6
|
272
|
33625
|
3.
|
3
|
0,002
|
2,6
|
1539
|
-19692,3
|
D. Menentukan hambatan jenis kawat
penghantar
L =
50 cm V = o,4 V
D =
0,5 mm I = 1,2 A
A =
0,002 cm2 R = 0,33 ohm
P =
R .
= 0,33 .
= 13,2 x 10-8 ohm m
TABEL
No.
|
L(cm)
|
A(CM2)
|
V
(volt)
|
I
(A)
|
R(ohm)
|
P(Zm)
|
1.
|
50
|
0,002
|
0,4
|
1,2
|
0,33
|
13,2x10-8
|
2.
|
100
|
0,002
|
0,5
|
1,0
|
0,5
|
10x10-8
|
3.
|
150
|
0,002
|
0,6
|
0,8
|
0,75
|
10x10-8
|
3.3
Analisa
Perbandingan R terukur dengan R
terbaca
Pada masing-masing resistor terdapat
pita-pita warna sehingga nilainya terbaca 150 ± 5% ohm, 270 ± 5% ohm dan 1500 ±
5% ohm. Sementara nilai R terukurnya dalam rangkaian masing-masing ialan 151
ohm, 272 ohm dan 1539 ohm. Pengukuran dikatakan benar karenanilai R terukur
tercakup dalam nilai toleransi R terbaca.
Analisis nilai rA dan nilai rV.
Untuk nilai rA masing-masing
diperoleh 11 ohm untuk R 86 ohm, 0,167 ohm untuk R 16,5 ohm dan 46,2 ohm untuk
R 196,2 ohm.Menurut literatur nilai rA haruslah lebih kecil dari nilai R nya.
Untuk mengetahui apakah percobaan atau pratikum yang dilakukan itu benar. Dan
menurut data yang di peroleh dari ke 3 pratikum masing-masing nilai rA lebih
kecil dari nilai R nya. Ini menandakan saat pratikum, pratikan telah
meminimalisir kesalahan sehingga data yang di peroleh sesuai dengan yang di
inginkan (literature)
Untuk nilai rV masing-masing
diperoleh 7400 ohm untuk R 151 ohm, 33625 ohm untuk R 272 ohm dan 19692,3 ohm
untuk R 1539 ohm. Menurut literature nilai rV seharusnya lebih besar dari pada
nilai R nya. Untuk mengetahui apakah percobaan atau pratikum yang dilakukan
sudah benar. Menurut data yang diperoleh dari ke 3 pratikum yang di lakukan
nilai rV yang diperoleh lebih besar dari nilai R nya. Ini menandakan bahwa
pratikan berhasil menjalankan pratikum dengan baik.
Dan dalam hal ini, nilai hambatan
dalam amperemeter dan voltmeter dipengaruhi oleh jenis hambatan itu sendiri
karena hambatan luar hanya membantu mengukur nilai hambatan dalam.
Analisis hambatan jenis pada kawat
Dari ke 3 pratikum di peroleh nilai
hambatan jenis kawat 13,2x10-8 ohm, 10x10-8 dan 10x10-8 ohm. Sementara nilai hambatan jenis pada
literature yaitu 10x10-8 ohm. Nilainya sesuai dengan pratikum ke 2
dan ke 3 . sementara pada pada prakik 1 terdapat sedikit perbedaan. Hal ini
terjadi karena kekurang telitian pratikan dalam menggunakan alat. Dan nilai
hambatan jenis dipengaruhi oleh jenis kawat itu sendiri bukan fatorlain.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
1. Nilai resistor terukur berada
pada nilai toleransi resistor terbaca yang di tentukan melalui pita warnanya.
2. Nilai hambatan dalam amperemeter
selalu lebih kecil dibandingkan nilai hambatan pada rangkaian
3. Nilai hambatan dalam voltmeter
salalu lebih besar dibandingkan nilai hambatan pda rangkaian
4. Kawat penghantar mempengaruhi
arus yang mengalir pada rangkaian, dan factor lain (tegangan dan hambatan)
sementara hambatan jenis merupakan factor konstan atau tetap.
4.2
Saran
1. Memahami materi dengan baik
sebelum masuk labor
2. Memahami langkah erja agar tidak
tersendat dalam melaksanakan pratikum.
3. Berbagi kerja dengan rekan akar
waktu lebih efektif
4. Lebih terampil dalam membuat
rangkaian